Pada dasarnya, Tajdid
ialah mendapakan kembali pokok agama untuk diberikan maksud baru dalam
proses/cara suatu konteks baru yang mengalami perubahan. Di dalam organisasi
Muhammadiyah sendiri, tajdid dapat berupa:
- Memulihkan kepada yang asli (pemurnian/tulen) menyangkut ungkapan pengalaman agama yang telah dicontohkan secara ketat (pokok-pokok akidah dan ibadah);
- Peradaban dan dinamisasi kehidupan social berlandaskan penemuan kembali isi, pokok dan inti agama.[1]
Dalam manhaj[2]/tajdid
Muhammadiyah, ada 3 kompennen yang diusulkan mencakup landasan metode,
epistemologi dan pendekatan. Landasan epistemologi dalam manhaj tajdid
Muhammadiyah ialah pokok pengalaman ad-Din dalam Islam sendiri dan worldview
Islam, yaitu tauhid. Secara metodologis tauhid mempunyai asas-asas:
·
وحدة الحقيقة
(kesatuan kebenaran)
·
التفاؤل
(optimisme)
·
تنوع المظاهر
(keragaman manifestasi)
[1] A. Syafi’I Ma’arif,
et.al., Tajdid Muhammadiyah Untuk Pencerahan Peradaban, MT-PPI PP Muhammadiyah
bekerja sama dengan UAD Press, Yogyakarta, 2006, hal. 71
[2] https://id.wikipedia.org/wiki/Minhaj | diakses 29 Oktober 2017 | Manhaj atau Minhaj
artinya jalan yang terang dan jelas.
[3] A. Syafi’I Ma’arif,
et.al., Tajdid Muhammadiyah Untuk Pencerahan Peradaban, MT-PPI PP Muhammadiyah
bekerja sama dengan UAD Press, Yogyakarta, 2006, hal. 75
Gambar dari: krjogja.com
0 Response to "Manhaj Ijtihad/Tajdid dalam Muhammadiyah"
Posting Komentar